Aspal Jenis Ini Lebih Kuat dan Tahan Untuk Pemeliharaan Jalan

Posted on

Sering melewati jalan beraspal yang bolong dan rusak? Tentu tidak enak mengendarai apapun melewati jalan berasapal tidak mulus. Entah mengapa aspal jalanan sepertinya mudah rusak. Apalagi kalau sudah musim hujan, pasti semakin banyak lubang dan retaknya.

Lalu aspal jenis apa ya yang lebih kuat dan tahan untuk jalanan? Apakah pemerintah cukup peduli untuk menggunakan aspal jenis itu?

Usaha Pemerintah

Ternyata pemerintah sudah berupaya mencarai bahan campuran aspal yang menjadikan aspal lebih awet.

Tak dinyana, campuran agar aspal lebih tahan adalah plastik. Berdasarkan hasil uji laboratorium, campuran aspal dengan limbah plastik menjadikan aspal lebih tahan menghadapi deformasi dan retak lelah dibandingkan aspal campuran biasa.

Lebih tepatnya 40% lebih kuat dan tahan dibandingkan aspal biasa.

Solusi Ganda

Di tengah maraknya sampah plastik yang menjadi isu global, pemerintah melakukan banyak upaya untuk mengurangi pemakaian plastik oleh masyarakat.

Sekedar informasi, data dari Jambeck pada tahun 2015ada sekitar 3,32 juta metrik ton limbah plastik di Indonesia yang belum terkelola baik. Bahkan, sebanyak 0,48-1,29 juta metrik ton di antaranya tersebar ke laut. Mengenaskan bukan?

Bayangkan jika sampah plastik bisa dipadukan dengan aspal untuk pemeliharaan jalan. Aspal lebih kuat dan tahan, limbah juga menjadi berguna.

Basuki Hadimuljono, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyampaikan, “Kalau sampah botol dicari orang, tetapi sampah kantong plastik kresek tidak ada nilai ekonomisnya. Sekarang kita coba agar sampah plastik itu punya nilai ekonomi yang tinggi.”

Rencananya, limbah plastik ini akan dijadikan sebagai bahan campuran aspal dengan komposisi 6 persen.

Aspal tersebut nantinya akan digunakan untuk pemeliharaan jalan. Kebutuhan preservasi jalan nasional sendiri mencapai 47.000 kilometer.

Jika satu kilometer jalan butuh 3 ton plastik maka perlu limbah plastik sebanyak 140 ribu ton yang kemudian dicacah menjadi plastik ukuran 5 milimeter.

Betapa banyak limbah plastik yang akan termanfaatkan dengan baik, kan?

Hasil Uji Coba

Basuki menambahkan, sebenarnya penelitian pemanfaatan limbah plastik sudah mulai dilakukan sejak 2008 oleh Balitbang PUPR.

Kemudian atas inisiatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, penelitian ini terus dikembangkan dan diintensifkan sejak awal 2017.

“Kami sudah melakukan uji coba penerapan hasil penelitian tersebut di jalan dengan volume lalu lintas rendah di Universitas Udayana Bali sepanjang kurang lebih 700 meter pada 18-19 Juli 2017,” jelas Basuki.

Dengan hasil yang cukup baik, kata dia, aspal ini pun diuji coba di Jalan Sultan Agung, Bekasi sepanjang 2,6 kilometer pada kedua arahnya.

Jalan ini terdiri dari 4 lajur dengan panjang 650 meter sehingga total panjang 2,6 km serta memiliki kepadatan lalu lintas yang tinggi.

Basuki juga menyebut setelah uji coba di Kota Bekasi, teknologi aspal plastik akan diterapkan di beberapa tempat lainnya, seperti Cilincing, Surabaya, Medan dan pada rest area ruas tol Tangerang-Merak.

 

Disadur dari Kompas Properti.