the EdGe news
Sampai akhir 2012 ini, tingkat penjualan kondominium terbangun di area Jabodetabek mencapai 96,0 atau naik 0,8 t/t dan 0,1 k/k. Adapun tingkat okupansinya tercatat pada angka 59,3, turun 0,5 dari kuartal tiga tahun 2012.
Pelantikan Gubernur Jakarta yang baru di bulan Oktober telah membawa beberapa perubahan yang berkaitan dengan peraturan tata kota di Jakarta. Adanya isu mengenai penataan ulang kawasan kumuh di Jakarta untuk dijadikan kompleks bangunan hunian bertingkat diprediksikan akan memberikan pengaruh terhadap performa pasar kondominium, terutama untuk proyek-proyek kelas menengah-bawah.
Namun demikian, isu tersebut belum memberikan dampak yang signifikan di kuartal empat 2012. Aktivitas penjualan pasar kondominium terbangun dan mendatang masih relatif stabil.
Menutup tahun 2012, kondominium kelas menengah masih mendominasi aktivitas penjualan, dan berkontribusi sekitar 62% dari total transaksi. Sebanyak 10.843 unit pasokan mendatang telah diluncurkan ke pasar dalam kurun waktu Oktober – Desember 2012, yang terdiri atas 17 proyek.
Demikian hasil riset Cushman & Wakefield mengenai Pasar Properti Jakarta pada Kuartal 4 tahun 2012 dan Prospek 2013 yang disampaikan Dharmesti Sindhunatha Associate Director Marketing & Communications and Human Resources, Indonesia Cushman & Wakefield di Jakarta, Kamis (13/12/2012).
Sampai akhir 2012 ini, tingkat penjualan kondominium terbangun di area Jabodetabek mencapai 96,0% atau naik 0,8% t/t dan 0,1% k/k. Adapun tingkat okupansinya tercatat pada angka 59,3%, turun 0,5% dari kuartal tiga tahun 2012. Sementara tingkat penjualan proyek mendatang mencapai 59,5%, turun 0,5% k/k dan naik 3,2% t/t, dengan sisa 32.277 unit yang belum terserap pasar.
Berdasarkan riset Cushman & Wakefield, selama kuartal empat 2012 ini aktivitas pra-penjualan dari proyek-proyek mendatang akan didominasi oleh proyek kelas menengah atau sekitar 49,3% dari keseluruhan transaksi. Untuk metode pembayaran, pembeli dari kalangan bawah memilih pinjaman bank, sementara cara pembelian konsumen kelas menengah dan atas lebih bervariasi seperti satu-sampai-tiga tahun cicilan bertahap, pinjaman bank, dan juga tunai keras.
Tingkat pra-penjualan untuk proyek kelas menengah tercatat pada angka 61,3%, kelas menengah-atas 67,0%, dan kelas atas 57,0%. Tingkat pra- penjualan kelas atas mengalami kenaikan sebanyak 3,2% dari angka di kuartal lalu, sementara tingkat pra- penjualan proyek kelas menengah dan menengah-atas turun sebanyak 0,8% dan 3,1%,
Adapun tingkat penjualan proyek rusunami turun 0,1% dari angka 96,2% pada kuartal lalu, dan naik 1,8% jika dibandingkan dengan angka tahun lalu yaitu 94,3%, dengan tingkat hunian 37,2%. Untuk tingkat pra-penjualan proyek mendatang, proyek-proyek rusunami ini tercatat di angka 71,0%, turun 0,8% k/k. (sumber:kompas)
Jika anda membutuhkan jasa the EdGe, silahkan hubungi :
HOTLINE
Telp :
+6231 – 6012 – 3188 ;
+6231 – 8191 – 3900
Email :
info@belisewarumah.com